A.
Sejarah
dan Perkembangan
·
Kerajaan
(753-509 SM)
-
Terbentuknya
Romawi
Kota
Roma didirikan oleh suku bangsa local yang telah membangun perkemahan di tujuh bukit
di sekeliling Roma pada 753 SM. Menurut legenda, Roma didirikan oleh dua orang
kakak beradik, Romulus dan Remus, cucu raja Numitor. Sodara raja yang jahat, Amulius, memasukan
kedua bersaudara yang masih bayi itu kesebuah keranjang lalu dibuang ke sungai
Tiber. Tetapi mereka diselamatkan dan disusui oleh serigala betina. Mereka
mendirikan Roma. Namun keduanya bertikai dan Remus terbunuh. Romulus kemudian
menjadi raja yang pertama.
Dikisahkan
pula dalam buku “Ensiklopedia Atlas Agama-Agama”. Bahwasanya, Amelius mencuri
tahta kerajaan sodaranya yaitu Numitor dan membuang kedua cucunya (Romulus dan
Remus) ke sungai Tiber. Namun keduanya disusui oleh serigala betina dan dirawat oleh penggembala hingga besar. Hingga keduanya mampu membunuh Amelius dan
mengembalikan tahta kakeknya. Selain itu konon bahwa Romulus dan Remus
keturunan Dewa Venus. Namun bukti ilmiah mengatakan bangsa Etruscan-lah yang
pertama kali membangun Roma ketika mengekspansi Italia Tengah dan Selatan.[1]
-
Bangsa
Etruska
Bangsa ini
kerajaannya disebut Etruria, terbentuk sekitar (800 SM). Terdiri atas: petani,
pengrajin logam, pelaut, dan pedagang. Bangsa ini menyukai music, permainan dan
perjudian. Selain itu di pengaruhi bangsa Yunani, mengadopsi abjad Yunani,
mengenakan Himaton (Jubah), dan menyembah para dewa Yunani. Banyak cara hidup
mereka diambil oleh bangsa Romawi. Akirnya orang Romawi juga mengambil alih
kebudayaan gaya Yunani sebagai kebudayaan utama mereka.[2]
-
7
Raja Romawi
v Romulus
Romulus adalah raja pertama
sekaligus pendiri Roma. Romulus mendirikan Roma di atas bukit Palatine. Romulus
mengizinkan semua laki-laki, baik manusia bebas ataupun budak,
untuk datang dan menjadi warga Roma.[3] Untuk menyediakan istri bagi warganya, Romulus
menculik wanita-wanita kaum Sabin sehingga kerajaan Sabin memerangi Roma.[4]
Setelah berperang dengan kaun Sabin, Romulus berbagi gelar dengan raja Sabin, Titus Tatius.[5],[6]
Pada masa pemerintahannya, Roma juga berperang dengan kerajaan Fidenate dan
Veii.[7]
Romulus memilih 100 orang bangsawan
untuk membentuk senat
sebagai dewan penasihat bagi raja.[8]
Setelah penggabungan dengan Sabin, Romulus menambah lagi 100 sebagai senat. Romulus
membagi rakyatnya menjadi tiga puluh curiae (golongan), dinamai
berdasarkan tiga puluh wanita Sabin yang berperan dalam menghentikan perang
antara Romulus dan Titus Tatius. Pewakilan tiap Curiae berkumpul
membentuk Dewan Curiata. Setelah kematiannya pada usia 54 tahun, Romulus dipuja
sebagai Quirinus, dewa perang.
v
Numa Pompilius
Setelah
kematian Romulus, terjapada masa interregnum
selama satu tahun dimana 10 orang anggota senat terpilih memerintah sebagai interrex.
Senat kemudian memilih Numa Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja
berikutnya. Dia dipilih karena reputasinya sebagai orang yang adil dan beriman.
Meskipun awalnya Numa tidak mau menerima jabatan kerajaan, ayahnya
meyakinkannya untuk menerima posisi itu sebagai cara untuk melayani para dewa.
Masa
pemerintahan Numa ditandai dengan perdamaian dan reformasi keagamaan. Numa membangun kuil Janus
dan melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma. Numa kemudian
menutup pintu kuil tersebut untuk menunjukkan keadaan damai. Numa juga banyak menetapkan dan mendirikan
jabatan keagamaan di Roma, contohnya perawan vesta,
Pontifex Maximus,
Salii, flamine. Numa mereformasi kalender
Romawi dengan menambahkan bulan Januari
dan Februari
sehingga totalnya menjadi 12 bulan. Numa
mengatur wilayah Roma menjadi distrik-distrik
untuk menciptakan aministrasi yang lebih baik, membagi-bagi tanah kepada para
penduduk, dan membentuk serikat dagang. Tradisi mengatakan bahwa pada masa
pemerintahan Numa perisai
Jupiter jatuh dari langit,
dengan masa depan Roma tertulis di atasnya. Numa memerintah selama 43 tahun dan
meninggal secara alami.
v Tullus
Hostilius
Tullus
Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah
keagamaan. Pada masa pemerintahannya, Roma memusnahkan kerajaan Alba Longa dan
mengambil seluruh penduduknya.
Dia juga berperang dengan kerajaan Fidenae, Veii, dan Sabin. Dia
membangun tempat baru untuk senat, Curia Hostilia, yang bertahan sampai
500 tahun setelah kematiannya.
Dalam
suatu cerita, Tullus mengabaikan para dewa
hingga akhirnya ia jatuh sakit. Tullus kemudian memanggil Jupiter
dan memohon pertolongannya namun Jupiter membakar sang raja dengan petirnya.
Tullus memerintah Roma selama 31 tahun.
v Ancus
Marcius
Setelah
kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa
Pompilius, Ancus Marcius, sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih
suka perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan
kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka bersekutu
dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara
pertama Roma, pelabuhan, dan pabrik garam. Dia
juga membangun jembatan pertama yang melalui sungai Tiber.
Setelah memimpin selama 25 tahun, Dia meninggal secara alami seperti kakeknya,
menandai berakhirnya pemerintahan raja Latin-Sabin di Roma.
v
Tarquinius Priscus
Tarquinius
Priscus merupakan keturunan Etruska. Setelah pindah ke Roma dia diadopsi oleh
Ancus Marcius. Dalam masa pemerintahannya, dia memenangkan banyak peperangan melawan
kerajaan lain dan membuat Roma memperoleh banyak harta rampasan perang. Dia
menambahkan 100 anggota dari suku Etruska ke dalam senat. Dia juga menambah
jumlah tentara menjadi 6.000 infantri
dan 600 kavaleri.
Dia membangun kuil Jupiter, Circus Maximus (arena balap kereta kuda),
mendirikan Forum Romawi, mengadakan kompetisi olahraga Romawi, dan
memperkenalkan lambang militer Romawi. Setelah menjadi raja selama 25 tahun,
dia dibunuh oleh anak kandung Ancus Marcius.
v
Servius Tullius
Tarquinius
Priscus digantikan oleh menantunya, Servius Tullius. Servius adalah raja Roma
kedua yang merupakan keturunan Etruska. Servius mengadakan sensus
penduduk pertama dan membagi-bagi penduduk Roma berdasarkan tingkat ekonominya
dan wilayah geografisnya. Dia mendirikan Dewan Centuria dan dewan Suku. Dia
membangun kuil Diana
dan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di Roma. Dia memerintah selama 44
tahun kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan menantunya (Tarquinius Superbus).
v
Tarquinius Superbus
Tarquinius
Superbus anak dari Tarquinius Priscus dan menantu Servius Tullius. Tarquinius
Superbus juga adalah orang Etruska. Tidak seperti raja-raja sebelumnya, masa
pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan kekejaman dan teror sehingga
rakyat memberontak padanya. Kekuasaan Tarquinius Superbus berakhir pada 509 SM,
sekaligus menandai berakhirnya pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan Republik.
Sementara Tarquinius Superbus melarikan diri ke kota Tusculum dan kemudian ke Cumae,
di mana ia meninggal dunia pada 496 SM.
·
Republik
(509-27 SM)
-
Awal
Republic
Sekitar
tahun 500-an SM, ketika demokrasi sudah dimulai di Athena, para aristokrat
Romawi memutuskan bahwa mereka tak mau lagi dipimpin oleh raja-raja Etruska.
Para raja memang bertugas secara baik untuk rakyat miskin, namun golongan orang
kaya menginginkan lebih banyak kekuasaan. Akan tetapi kelompok kaya tidak bisa
begitu saja menyingkirkan raja. Mereka memerlukan bantuan dari orang miskin.
Jadi mereka berjanji kepada kaum miskin bahwa orang miskin akan memperoleh
lebih banyak kekuasaan dalam pemerintahan yang baru, jika mereka bersedia
membantu menyingkirkan raja. Kaum miskin bersedia membantu, dan bersama-sama
mereka menggulingkan kekuasaan raja. Akan tetapi, kaum miskin tetap saja tidak
memperoleh kekuasaan seperti halnya kaum miskin di Athena.
Setelah
beberapa tahun, kaum miskin Romawi tetap merasa bahwa mereka kurang
diperhatikan. Mereka memaksa para aristokrat setuju bahwa kaum miskin dapat
ikut memilih Tribunus. Tribunus sendiri harus dipilih dari golongan miskin, dan
mereka mengikuti rapat Senat. Mereka berhasil memveto keputusan Senat yang
sekiranya dapat berakibat buruk bagi kaum miskin. Veto artinya "Aku
melarangnya" dalam bahasa Latin, dan itu bermakna bahwa Tribunus dapat
mencegah diberlakukannya hukum apapun yang sekiranya buruk bagi orang miskin.
-
Republik
Romawi
Kini
Romawi mulai menaklukan Italia selatan. Mereka menggunakan gagasan-gagasan
bagus untuk membantu penaklukan mereka. Seperti halnya Aleksander Agung, Romawi
mengumumkan kepada semua orang bahwa jika ada kota yang membutuhkan bantuan
dalam peperangan, maka Romawi akan dengan senang hati membantu. Dengan segera,
sebuah kota meminta pertolongan karena diserang oleh tetangganya. Romawi
mengirimkan pasukan dan mengusir si penyerang. Akan tetapi, setelah perang
selesai, Romawi menyatakan bahwa akan menempatkan sejumlah tentara Romawi di
kota tersebut, untuk menjaga keamanan di sana. Namun jika ada tentara Romawi
yang tinggal di suatu kota, maka kota tersebut secara tidak langsung harus
mematuhi segala perintah Romawi.
Selain
iu Romawi juga meniru Persia dan Aleksander dengan menjadikan rakyat kota-kota
taklukan sebagai kota Romawi, dengan demikian rakyat kota yang bersangkutan
juga kan merasa sebagai warga Romawi. Dengan cara inilah Romawi menguasai
seluruh Italia selatan.
-
Perang
Punisa (pertama, kedua, ketiga)
1) Pada tahun 274 SM, Romawi
telah mengusai seluruh Italia.
Dengan usaha keras Romawi pada
akhirnya berhasil mengalahkan Kartago dan memenangkan Perang Punisia Pertama.
Kini Romawi menguasai seluruh pulau Sisilia, dan memaksa semua kota di pulau
itu membayar pajak kepada Romawi. Romawi juga menempatkan gubernur Romawi di pulau
itu. Romawi belum berhasil menaklukan kota Kartago, yang terletak di Afrika
utara.
2)
Romawi
dan Kartago pada awal Perang Punisia Kedua
Perang ini berlangsung lama Bangsa
Kartago, di bawa jenderal mereka Hannibal tidak berhasil menaklukan Romawi, dan
Romawi juga tidak mampu mengusir Hannibal keluar dari Italia. Ribuan orang
terbunuh di kedua pihak. Semua gajah perang Hannibal mati. Bangsa Yunani
mengirim beberapa kapal untuk membantu Kartago.
Akan tetapi pada akhirnya Scipio
berhasil mengambil alih Spanyol. Kemudian Scipuo membawa pasukannya ke Afrika
dan menyerang langsung ke ibukota Kartago. Senat Kartago ketakutan dan meminta
Hannibal untuk pulang dan membantu mereka. Terjadi pertempuran besar di Zama,
dekat kota Kartago, pada tahun 202 SM, dan pasukan Hannibal dikalahkan.
3) Keruntuhan Kartago.
Dengan demikian Romawi pun mulai
bertempur di Yunani, dan dengan cepat mereka bergerak ke Asia Barat. Mereka
memperoleh kemenangan di semua tempat yang mereka datangi.
Pada tahun yang sama, Romawi juga
berhasil menguasai seluruh Yunani dan menghancurkan kota Korinthos, tentunya
mereka tidak lupa merampas semua harta berharga dari kota tersebut dan
memperbudak semua penduduknya.
-
Akhir
Republik
Pada
tahun 146 SM Romawi merupakan satu-satunya kekuatan penting yang tersisa di
Laut Tengah, dan mereka menguasai hampir seluruh daerah pesisirnya. Namun
muncul masalah di Romawi :
1)
Dua bersaudara yang
bernama Tiberius Gracchus dan Gaius Gracchus berusaha mengembalikan sejumlah
lahan di Italia kepada rakyat miskin. Namun para aristokrat di Senat yang kaya
tidak mau menyerahkan lahan kepada kaum miskin. Pada tahun 133 dan 123 SM para senator
dengan banyak pengikut mereka membunuh kedua bersaudara itu dalam dua
kesempatan berbeda. Para Senator tidak dihukum atas kejahatan mereka.
2)
Orang-orang Afrika yang
dulu menyerang Kartago masih membuat masalah. Banyak pedagang Romawi yang
tinggal di Afrika dibunuh oleh mereka. Jadi sekitar tahun 100 SM Romawi kembali
menyerang Afrika. Namun Romawi tidak memiliki cukup tentara, dan jenderalnya,
Marius, memutuskan untuk memasukkan para pria pengangguran dari kota Roma. Dia
berjanji akan memberi mereka hadiah jika menang.
3)
Kota-kota Italia merasa
bahwa Romawi tidak memperlakukan mereka dengan layak Mereka ingin memperoleh
hak suara lebih banyal. Jadi pada tahun 80-an SM terjadi perang melawan
kota-kota Italia, di bawah jenderal bernama Sulla. Perang in disebut Perang
Sosial, dari bahasa latin "socii" yang bermakna "sekutu".
Perang ini berlangsung lama dan Romawi menjadi pemenangnya. Akan tetapi, Marius
dan Sulla berebut untuk menjadi jenderal yang akan bertempur di Asia Barat. Marius
menang, namun Sulla membawa pasukannya dan berarak ke kota Rom. Dia mengancam
akan menyuruh pasukannya menyerang Roma jika Senat tidak memberinya tugas yang
diinginkannya.
Cara ini berhasil; Sulla pergi ke Asia
barat, dan ketika dia kembali dia mengangkat dirinya sendiri sebagai diktator,
yang berarti dia dapat menyuruh siapapun untuk melakukan apapun tanpa perlu
izin Senat. Setelah Marius dan Sulla meninggal, sudah jelas bahwa Senat Romawi
tidak cukup kuat untuk memimpin Romawi. Untuk mengendalikan keadaan, tiga orang
bersekutu, mereka adalah Pompeius (sahabat Sulla), Crassus (seorang kaya), dan
Julius Caesar (sahabat Marius). Mereka menjalankan roda pemerintahan selama
kira-kira sepuluh tahun, sementara Julius Caesar menaklukan Galia (Prancis
modern). Namun Crassus kemudian terbunuh ketika berperang melawan Parthia di
Asia Barat, lalu Pompeius dan Julius Caesar terlibat dalam perang saudara.
Lagi-lagi banyak orang yang terbunuh di kedua pihak. Pada akhirnya Caesar
menang dalam Pertempuran Pharsalus. Pompeius kabur ke Mesir, namun di saan
orang-orang Mesir malah membunuhnya supaya Caesar tidak marah kepada mereka.
Kaisar
Romawi Kuno
1)
Dinasti
Julio-Claudian (14 M-68 M)
Keempat penerus
Augustus Domitianus dikenal sebagai Dinasti Julio-Claudian, karena mereka
adalah keturunan baik dari Augustus (yang ibunya adalah keponakan Julius
Caesar) atau dari istri keduanya, Livia, yang merupakan anggota dari Claudii
(klan lain dari Romawi besar). Mereka diantaranya;
v Tiberius
(14 M-37 M)
Tiberius mewarisi pada tahun 14 M, melanjutkan kebijakan Augustus. Dia
terus mengendalikan perusahaan dari tentara sambil menunjukkan hormat kepada
senat di Roma, dan ia berperilaku dengan kerendahan hati. Dia diberikan status
Ilahi, tetapi menghambat kultus dirinya sebagai kaisar hidup. Namun, dalam
beberapa tahun terakhir, perilakunya membawa dia kepada reputasi yang berbeda.
Untuk alasan yang tidak jelas, ia menarik diri dari Roma pada tahun 26 M untuk
hidup di Pulau Capri. Namun, ketika dia meninggal, kematiannya disambut di
Roma.
v Caligula
(37 M-41 M)
Pada saat kematian Tiberius
pada 37 M, Gayus Caesar adalah satu-satunya pria keturunan dari Kaisar
Augustus. Gayus Caesar sendiri dikenal luas oleh nama panggilan. Sewaktu
menjadi anak kecil, pada kampanye dengan ayahnya melawan Jerman, ia sering
mengenakan seragam tentara miniature itu. Sehingga, para prajurit memanggilnya
Caligula. Pemerintahan singkat Caligula ditandai dengan pemborosan liar dan
kebrutalan. Pada kontes atletik di Roma, permainan Palatine pada 41 M, Caligula
dibunuh oleh trubyn dari Praetorian penjaga.
v Claudius
(41 M-54 M)
Dia menyibukkan diri dengan studi ilmiah, menulis buku dalam bahasa
Yunani tentang berbagai topik, seperti Etruria dan bermain dadu. Namun, ketika
didorong masuk ke dalam kekuasaan, ia membuktikan sebagai kaisar yang sangat
handal. Kekaisaran diperpanjang selama pemerintahannya, dengan
provinsi-provinsi baru di barat laut Afrika (Mauritania), Yunani Utara
(Thrace), dan selatan Inggris. Claudius sendiri mengambil bagian dalam kampanye
Inggris, melintasi sungai Thames dan menangkap Colchester. Dia begitu senang
dengan prestasi ini, sehingga ia memberi nama anaknya Britanicus. Kehidupan
pribadi Claudius sangat dramatis. Istrinya, Messalina, plot melawan dia dengan
salah satu kekasihnya. Dia mengeksekusi mereka pada 48 M, dan menikahi
keponakannya, Agrippina. Namun, hal ini dilarang dalam hukum Romawi. Istrinya
meracuninya dengan jamur payung. Sehingga, meninggallah Claudius pada 54 M.
v Nero
(54 M-68 M)
Pada tahun-tahun awal
pemerintahan Nero, ia dipandu oleh konselor yang bijaksana, khususnya Seneca,
guru tuanya. Tetapi, ia merasa bebas bila mengikuti keinginannya sendiri. Ia
menjadi begitu populer karena pada masa pemerintahannya terjadi pembakaran
besar di Roma pada tahun 64 M. Rakyat menyalahkannya atas peristiwa itu,
sehingga dia butuh kambing hitam.[9]
Dia kemudian menuduh kaum Kristen sebagai pelaku pembakaran dan menghukum mati
mereka. Santo Petrus dan Santo Paulus adalah sebagian korbannya.[10]
2)
Tahun
Empat Kaisar (68 M-69 M)
Setelah kematian Nero, dinasti Augustus berakhir yang mengakibatkan
perang sipil berdarah, yang pertama sejak Oktavianus dan Antony, antara
jenderal saingan untuk kekuatan kekaisaran. Selama tahun 69 M, empat kaisar
yang berbeda naik tahta dalam suksesi cepat meskipun tiga dari pertama tidak
berlangsung lebih dari enam bulan.
Ø Servius
Sulpicius Galba
Dia lahir pada tahun 4 SM. Galba telah menikmati dukungan kaisar
sebelumnya dan diadakan konsulat pada 33 M dengan Tiberius. Sebagai hasil dari
nikmat ini ia memiliki karir militer yang panjang dan terhormat. Dia menjabat
sebagai kaisar ketika berusia 75 tahun. Kesalahan fatal Galba adalah bahawa ia
menolak atas bayaran tentara bonus yang biasanya kaisar bayar mereka setelah
kenaikan mereka. Dia percaya, bahwa seorang prajurit harus melakukan tugasnya
dari patriotism dan bukan karena bonus besar. Dia juga marah kepada temannya
dan pendukung terdekar, Otho dengan memilih pria lain sebagai ahli warisnya.
Akibatnya, Otho berbalik melawan tentara Galba dan pada tanggal 16 Januari 69
M, Galba tewas setelah memerintah singkat selama 7 bulan.
Ø Marcus
Salvius Otho
Dia lahir pada tahun 32 M. Setelah proklamasi sebagai kaisar, ia
memiliki Praetorian penjaga untuk membunuh semua teman-teman dan pendukung
Galba termasuk kaisar tua sendiri. Setelah ia menjadi kaisar, Otho menghadapi
pemberontokan sendiri, sebagai penjaga praetorian mendukungnya, namun Legion di
Jerman didukung oleh seorang pria bernama Vitellius. Akibatnya, legion Jerman
berbaris memasuki Roma untuk menempatkan Vitellius naik tahta dan menggulingkan
Otho. Setelah mendengar pemberontakan ini, Otho mengirim pasukannya untuk
melawan Vitellius. Kedua pasukan bertemu di luar kota Italia. Otho telah
mengirimkan pasukannya namun terlambat. Dan pasukannya menderita kekalahan
menyedihkan. Ketika ia mendengar kekalahan ini, dia bunuh diri setelah
memerintah selama 95 hari.
Ø Aelius
Vitellius
Dia lahir pada tahun 32 M. Setelah kenaikannya, ia ditinggalkan
sendiri untuk pemborosan, tetapi dia mengabaikan tentara yang telah memberinya
posisi. Dia benar-benar tidak ingin menjadi kaisar dan bahkan mencoba untuk
berdamai dengan pasukan Otho yang anggotanya tidak akan mengizinkan, karena
mereka ingin mereka sendiri di atas tahta dan membayar mereka dengan bonus
tunai. Juga, setelah mendengar bahwa pasukan saingannya, Vespasianus, mendekati
Roma Vitellius memohon senat untuk memungkinkan dia untuk turun takhta dan
hidup sebagai warga biasa sehingga ia bisa terhindar kematian menyedihkan ia
tahu bahwa pasukan Flavianus akan memberinya . Orang-orang Romawi terkejut
oleh tindakan ini dan menyuruhnya untuk menunggu nasibnya.
Setelah masuknya pasukan Vespasianus ke Roma, mereka menemukan Vitellius
meringkuk di istana kamar tidur dengan tempat tidur terblokir
pintu. Vitellius diseret keluar dari istana dan dilemparkan ke jalan-jalan
di mana ia perlahan disiksa oleh tentara Vespasianus. Saat ia terbaring
sekarat, ia diejek oleh pasukan Vespasian. Vitellius menjadi kaisar hanya
tujuh bulan.
3)
Lima
Kaisar Baik
Ø Nerva
(96-98 M)
Setelah kematian
Domitianus, seorang pemimpin yang efektif, tetapi dibenci kalangan bangsawan,
Roma beruntung menemukan kekuatan stabilitas pada Nerva. Seorang senator yang
dihormati, Nerva mengisi potensi kekosongan kekuasaan, dan setting panggung
untuk era keemasan sejarah Romawi sebagai yang pertama dari lima kaisar baik.
Ø Trajan
(98-117 M)
Marcus Ulpius Traianus,
lahir di Italica, Spanyol, pada tanggal 18 September 53 M. Dia menghabiskan
sebagian besar hidupnya pada kampanye dan diberi nama Optimus terbaik oleh
Senat. Dia membangun sebuah pelabuhan buatan di Ostia. Setelah menunjuk
penggantinya Hadrian, Trajan meninggal saat kembali ke Italia dari timur pada
tanggal 9 Agustus 117 M, setelah menderita Stroke di kota Kilikia dari Selinus.
Ø Hadrian
(117-138 M)
Hadrianus Augustus, adalah
kaisar Romawi yang dikenal karena banyak proyeknya bangunan, kota bernama
Adrianapolis. Dia adalah anak dari mantan praetor, Aelius Hadrianus Afer, yang
adalah sepupu dari masa depan kaisar Romawi Trajan. Dia lahir pada 24 Januari
tahun 76 M. Ayahnya meninggal ketika ia berusia 10 tahun. Dia menghabiskan
lebih banyak waktu bepergian di seluruh kekaisaran daripada kaisar lain. Dia
murah hati dengan militer dan membantu untuk mereformasi itu, termasuk garnisun
bangunan dan benteng. Dia pergi ke Inggris dimana dia memulai proyek untuk
membangun dinding pelindung (Tembok Hadrian) di seluruh Inggris untuk menjaga
barbar utara keluar. Hadrian meninggal pada 10 Juli 138 M, akibat sakit yang
berkepanjangan yang membuatnya lama untuk mati. Ketika ia tidak bisa membujuk
siapa pun untuk membantunya bunuh diri, ia mengambil langkah untuk memanjakan
makan dan minum.
Ø Antoninus
Pius (138-161 M)
Antoninus Pius adalah
kaisar yang saleh. Dia dipuji karena kualitas kecerdasan dan kemurnian. Dia
adalah ayah angkat Kaisar Marcus Aurelius dan anak angkat Kaisar Hadrian.
Setelah menjabat sebagai kaisar, ayah angkatnya, Hadrian, meninggal. Istrinya
diberi gelar Augusta oleh Senat, dan ia diberi gelar Pius, yang berarti Bapak
Negara. Dia terlibat dalam banyak pekerjaan umum dan proyek bangunan. Dia
membangun sebuah kuil Hadrian, memperbaiki amfiteater, pemandian di Ostia,
saluran air di Antium, dan banyak lagi. Dia meninggal pada bulan Maret 161 M.
Dalam buku Historia Augusta menjelaskan penyebab dia meninggal adalah terlalu
banyak makan keju Alpine. Dia didewakan oleh Senat.
Ø Marcus
Aurelius (161-180 M)
Dia adalah seorang filsuf
Stoic dan salah satu dari Lima Kaisar Baik Romawi. Dia dilahirkan pada tanggal
26 April, 121 M. Tulisan-tulisan filosofis Stoic-nya dikenal sebagai Renungan
Marcus Aurelius, yang ditulis dalam bahasa Yunani. Selama pemerintahan Marcus
Aurelius, Perang Marcomannic pecah di perbatasan utara kerajaan. Dia meninggal
pada 17 Maret 180 M. Sebelum pemakaman, ia dinyatakan sebagai dewa.
B.
Ajaran dan Praktek Keagamaan
Agama memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari Roma Kuno dan Romawi. Agama Romawi berpusat di sekitar dewa dan
penjelasan untuk acara biasanya terlibat para dewa dan beberapa cara. Bangsa
Romawi percaya, bahwa dewa-dewa dikendalikan kehidupan mereka, dan hasilnya, mereka
banyak menghabiskan waktu mereka untuk menyembah para dewa. Dewa yang paling
penting adalah Jupiter. Dia adalah raja dewa yang memerintah dengan istrinya,
Juno, dewi langit. Adapun dewa lainnya adalah:
-
Mars;
Dewa perang
-
Nepture;
Utusan para dewa
-
Diana;
Dewi berburu
-
Minerva;
Dewi penyembuhan dan kebijaksanaan
-
Venus;
Dewi cinta
-
Mercury;
Dewa Laut
Setelah masa pemerintahan Kaisar Augustus, kaisar juga dianggap
dewa dan ia dipuja pada kesempatan khusus. Setiap dewa memiliki hari perayaan
khusus yang biasanya dijadikan hari libur umum. Liburan ini memberikan
kesempatan untuk mengunjungi kuil untuk dewa mana yang sedang dirayakan orang.
Pada candi ini, imam akan mengorbankan hewan dan menawarkan mereka kepada dewa.
Kuil untuk menyembah dewa dibangun di seluruh Kekaisaran Romawi.
Kuil biasanya selalu mengikuti pola gedung yang sama. Atap segitiga dibentuk
dan didukung oleh pilar-pilar besar. Langkah menuju ke pintu utama biasanya
dibangun di belakang tiang. Bagian dalam candi akan sangat baik bila dihiasi
dan ada patung dewa di dalamnya. Ada juga sebuah altar dimana seorang imam akan
melayani dewa dan membuat pengorbanan. Orang-orang yang disebut Augurs juga
ditemukan di kuil-kuil. Orang-orang ini menggunakan isi perut dari hewan mati
untuk memprediksi masa depan. Bangsa Romawi mengambil prediksi ini sangat
serius dan sedikit mengabaikan nasihat dari ahli nujum.
Selain itu, setiap keluarga di rumah juga akan memiliki sebuah
altar kecil dan kuil. Bangsa Romawi memiliki dewa rumah tangga pribadi yang
disebut Lares, yang disembah setiap hari di rumah. Kuil berisi patung Lares dan
kepala rumah tangga memimpin doa keluarga di sekitar kuil setiap hari. Layanan
ini dianggap begitu penting, sehingga keluarga budak pun ikut diundang. Hal ini
diyakini bahwa sebagian besar Roma lebih tertarik untuk menyenangkan dewa Lares
daripada dewa Jupiter.
·
Triad
Capitolina
Jupiter adalah
pemimpin para dewa Romawi, seperti halnya Zeus di Yunani. Kemungkinan keduanya
berasal dari satu dewa langit Indo-Eropa. Bangsa Romawi kadang melihat Jupiter
sebagai bagian dari tiga dewa (Jupiter-Juno-Minerva). Nampaknya mereka
memperoleh konsep ini dari bangsa Etruska.
·
Kristen
sebagai Agama Suci Roma
Sebuah
keputusan misterius oleh Constantine pada bulan Oktober tahun 312 M, dapat
dilihat sekarang sebagai salah satu titik balik besar dalam sejarah. Dia
berkemah di utara Roma untuk melakukan pertempuran dengan saingannya, untuk
menguasai kekaisaran Barat. Dia memutuskan bahwa anak buahnya akan memakai
perisai mereka, simbol Kristen – monogram yang dikenal sebagai Chi-Rho,
terbentuk dari dua huruf pertama dari kata Yunani kristus.
Constantine memenangkan
pertempuran di Jembatan Milvian. Diakui secara resmi oleh senat sebagai
Augustus dari barat, Constantine segera mengambil langkah-langkah untuk
mendukung orang-orang Kristen dianiaya. Dia mengembalikan milik gereja yang
disita dan menawarkan dana public untuk gereja-gereja yang membutuhkan. Pada
tahun 313 M, ia mengatur pertemuan di Milan dengan Licinius. Dia membujuknya
untuk mengikuti kebijakan yang sama. Kemudian di tahun itu, dia mengalahkan
Licinius, saingannya di Timur. Dia juga menyatakan kebijakan toleransi
beragama, menawarkan kompensasi kepada orang-orang Kristen atas kesalahan yang
dilakukan kepada mereka.
·
Gereja
pertama: 312-337 M
Bukti konkret
status baru Kekristenan terlihat dalam pembangunan gereja pertama. Sampai saat
ini, terlepas dari ukuran jemaat Kristen di Roma, ibadah telah dilakukan
diam-diam di rumah-rumah pribadi. Beberapa gereja berkembang dari rumah pribadi
yang sudah digunakan untuk ibadah, salah satu contohnya SS. Giovani e Paolo di
Roma.
Constantine
menetapkan tiga gereja penting di Roma. Satu, dimaksudkan untuk menjadi
katedral kota, yang berlokasi di samping istana Lateran sendiri - sudah
disampaikan kepada orang-orang Kristen sebagai tempat tinggal bagi
Paus. Gereja ini adalah St John Lateran. Dua gereja lainnya dari
Constantine di Roma yang dibangun untuk menghormati kota dua martir, Petrus
dan Paulus, di
situs seharusnya kuburan mereka.Salah satunya adalah di luar kota tua dan
disebut S. Paolo fuori le Mura. Yang lainnya, di Vatikan, adalah St.Petrus. Keduanya telah dibangun kembali.
C. Pengetahuan
a)
Pengobatan
Bangsa Romawi pertama kali mempelajari ilmu pengobatan dari bangsa
Yunani. Seperti bangsa Yunani, bangsa Romawi percaya pada empat cairan tubuh
(empedu hitam, empedu kuning, lender, dan darah) dan metode pengobatan dengan
cara pengeluaran darah. Dokter Romawi yang paling penting adalah Galenus, yang
hidup pada tahun 100-an Masehi dan menulis sebuah buku mengenai pengobatan.
b)
Angka
Romawi
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX
|
X
|
Dunia
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Dengan sistem penulisan
seperti ini, anak-anak Romawi mengalami kesulitan ketika menghitung perkalian,
pembagian, atau penambahan angka dalam jumlah besar. Untuk angka-angka besar,
mempergunakan papan hitung atau abacus. Namun, yang banyak melakukan perkalian
dan pembagian adalah oleh orang Romawi yang ahli, bukan orang biasa.
c)
Sanitasi
Untuk menyelesaikan masalah penyakit akibat meminum air kotor,
banyak kota di Romawi yang dibangun akuaduk untuk menyediakan air bersih dari
perbukitan di sekitar kota. Pemerintah juga membangun jamban umum dan saluran
pembuangan untuk mengalirkan kotoran dan membuangnya ke sungai.
d)
Pelayaran
Hingga Perang Punisia Pertama, tahun 264 M, bangsa Romawi bukanlah
pelaut, dan mereka tidak memiliki angkatan laut. Namun, ketika mereka harus
berperang melawan Kartago, orang Romawi belajar cara membuat kapal dengan cara
meniru kapal-kapal Kartago. Tidak lama setelah itu, Romawi berhasil menaklukan
Fenisia dan sejak itu kemampuan pembuatan kapal Romawi merupakan keberlanjutan
dari pembuatan kapal Asia Barat. Peningkatan yang paling penting adalah
perkembangan berangsur dari layar segitiga, yang pertama kali muncul pada masa
akhir Republik, sekitar tahun 50 SM. Layar segitiga ini secara perlahan
menggantikan layar segi empat. Layar segitiga ini kini disebut layar
"latin" karena diciptakan oleh para penutur bahasa Latin. Layar latin
memiliki kelebihan karena dapat memanfaatkan angin dengan lebih baik . Dengan
menggunakan layar latin, kapal dapat berlayar lebih cepat daripada ketika
menggunakan layar segi empat, dan tidak membutuhkan angin yang terlalu kencang
untuk membuat kapal melaju.
e)
Ptolomeus
Dia membuat dua sumbangan besar bagi ilmu pengetahuan
manusia, yang satu bisa dibilang benar dan yang satu bisa dibilang salah.
Ptolomeus benar mengenai peta dunianya. Dia mengikuti Eratosthenes dalam
menggunakan garis lintang dan bujur, namun petanya jauh lebih baik daripada
peta Eratosthenes. Ptolemaios memperkirakan garis pantai pesisir Laut Tengah
dan Laut Adriatik dan sebagian besar hasilnya benar, bahkan ke utara sampai
sejauh Baltik dan Skandinavia. Asia Barat, Jazirah Arab, dan Teluk Persia juga
cukup akurat. Ptolemaios tidak tahu apa yang ada di bagian selatan Afrika, dan
dia juga tidak mengetahui Samudra Pasifik, Benua Amerika, ataupun Australia.
Gagasannya mengenai India dan Sri Lanka cukup samar, namun dia telah mengetahui
Asia Tenggara, dan hasilnya cukup lumayan. Di lain pihak, Ptolemaios bisa
dibilang salah mengenai pendapatnya yang lain.
Menurutnya Bumi
diam sedangkan matahari, bintang dan bulan bergerak mengelilinginya. Ptolemaios
tahu bahwa beberapa astronom terdahulu, seperti Aristarkhos, berpendapat bahwa
Bumi mengelilingi matahari, namun dia merasa itu tidak mungkin benar.
Alih-alih, Ptolemaios mengembangkan penjelasan untuk pergerakan planet dan
berasumsi bahwa semua planet lainnya bergerak mengelilingi Bumi. Dalam
pergerakannya, beberapa planet kadang-kadang mengubah arah dan bergerak ke arah
berlawanan untuk sementara - Ptolemaios menyebut ini "gerakan
mundur". Namun kini terbukti bahwa planet-planet hanya terlihat bergerak
mundur ketika diamati dari Bumi, pada kenyataanya planet-planet selalu bergerak
ke satu arah.
[1]Sami
bin Abdullah al-Maglouth, Ensiklopedia Atlas Agama-Agama( PT Niaga Swadaya,
2011), h. 549.
[2]
Miranda Smith dll, Ensikopedia Sejarah dan Budaya( Jakarta: PT Ikrar Mandiri
Abadi, 2009), h. 34.
[9] www.historyworld.net diunduh pada 11
April 2013
[10]
Makalah Agama-agama Minor, Agama Romawi Kuno, tanggal 5 April 2013
No comments:
Post a Comment