1. MESOPOTAMIA
A. Sejarah
Secara Etimologi
Mesopotamia berasal dari Bahasa Yunani yang Artinya “Between the Rivers” yaitu
Dua Sungai.Sungai yang dimaksud adalah Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Dilihat
dari kondisi Geografi disebelah Utara Mesopotamia dibatasi oleh bukit-bukit,
gunung-gunung batu, dan area pertanian.Sedangkan disebelah Selatan Mesopotamia
dihiasi dengan rawa yang luas dan tanah tandus.[1]
Berabad-abad
lamanya Mesopotamia telah menjadi pusat akulturasi terbesar yang pernah ada
karena telah terjadi migrasi besar ke arah Mesopotamia dari berbagai arah
seperti Arabia dan Mesir. Maka tidaklah heran jika Mesopotamia menjadi daerah
yang memiliki banyak keragaman contohnya dalam hal Hukum, hukum yang berlaku
adalah “hierarchies of deities” yakni hukum “Para Dewa” baik yang bersifat
Indigenos maupun Imigran.[2]
Para
ahli sejarah menjelaskan bahwa di Mesoporamia telah terjadi pertumbuhan
kebudayaan yang melahirkan banyak perkampungan kemudian berubah menjadi
kota-kota kecil disepanjang Mesopotamia seperti Erech, Eridu, Lagash, Ur,
Nippur dan yang lainnya, ada yang menyebutkan sekitar abad 3500 SM danada juga yang berpendapat
sekitar 4000 tahun SM.[3]
Akan tetapi sistem tata Negara baru terbentuk pada awal millennium ke-3 SM.
Jika
dilihat time line Mesopotamia, maka daratan yang dikenal sebagai Iraq ini
memiliki pola peradaban yang sangat panjang.
Waktu
|
Peradaban
|
3500 SM
|
Lahirnya Kota-kota
kecil di Mesopotamia
(Bangsa Sumeria)
|
3200 SM
|
Huruf dan Gambar
mulai dikenal (Piktografi)
|
3000 SM
|
Kelahiran Penulisan
bahasa Sumerian
|
2800 SM
|
Kisah Gilgamesh
|
2600 SM
|
Lahirnya raja-raja
di kota Ur
|
2400 SM
|
Tulisan-tulisan Kuno
|
2300 SM
|
Sumerian tergabung
dalam kekuasaan King Sargon ( Bangsa Akkad)
|
2200 SM
|
Ekspansi Dinasti
Akkad sekaligus masa kemundurannya
|
2100 SM
|
Ur menjadi Ibu Kota
sekaligus Dinasti Baru
|
2000 SM
|
Dinasti Ur
dihancurkan oleh Elamites dan Amorites
|
1900 SM
|
Bahasa dan penulisan
Akkad mulai digunakan
|
1800 SM
|
Massa-masa Hammurabi
|
1600 SM
|
Babylonia direbut
Bangsa Hitti
|
1200 SM
|
Bangsa Assyiria menguasai
Mesopotamia
|
500 SM
|
Mesopotamia Bagian
dari Bangsa Persia
|
400 SM
|
Alexander Agung
menaklukan Persia
|
300 SM – 500 M
|
Tumbuhnya
Kerajaan-kerajaan baru
|
600 M
|
Islam Masuk
|
Dari Timeline diatas dapat dilihat
bahwa Mesopotamia memiliki tiga Peradaban bangsa besar yaitu :
·
Bangsa Sumeria
·
Bangsa Akkadia
·
Bangsa Amori
(Babilonia)
·
Bangsa Assyiria[4]
B. Perkembangan
1.
Bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria
merupakan bangsa pribumi Mesopotamia mereka telah ada sejak 5000 SM, peradaban
Sumeria berhasil kepada titik puncak ada tahun 2000 SM sekaligus abad
kehancurannya, pada fase berikutnya Bangsa Sumeria bercampur baur dengan
peradaban yang datang kemudian ke Mesopotamia semisal Akkadia, Babylonia
(amori) dan Asyyiria.
Bangsa
Sumeria terkenal akan kemampuannya dalam bidang agraris dan ternak hewan,
selain daripada itu mereka mampu menciptakan teknik penulisan “paku”[5] sekitar tahun
3000 SM. Teknik pembuatannya dilakukan diatas lempengan-lempengan tanah liat
yang kemudian dibakar, tulisan paku itu membentuk pola garis horizontal,
vertical atau diagonal dan berakhir membentuk segitiga kecil. Dari tulisan
inilah para peneliti sejarah menemukan lebih dari seribu lempengan tulisan paku
yang menceritakan politik, sastra ekonomi hukum hingga keyakinan bangsa
sumeria, Selain ahli dalam penulisan mereka pun ahli dalam masalah ukiran kayu.[6]
2. Bangsa Akkadia
Bangsa Akkadia
adalah bangsa semit yang berimigrasi dari Jazirah Arab ke wilayah Irak Tengah
(Akkad) pada millennium ke-3 SM, masa keemasan Dinasti Sumeria berakhir dengan
penyatuan wilayah kerajaan-kerajaan tersebut dalam satu kesatuan dibawah
kekuasaan Raja Kish yang dikenal dengan masa Lugalzagezi.[7]
Seperempat abad setelah itu Munculah raja
pertama dari Imperium Akkadia dia adalah King Sargon (Shargoni-Shar-Ali), ia
mendirikan sebuah kota yang bernama Akkadah sekaligus menjadikannya Ibu Kota
dari Mesopotamia. Secara teori peradaban Akkadia banyak dipengaruhi oleh
peradaban Sumeria seperti perhitungan kalender tahunan berdasarkan bulan,
hitungan bilangan, timbangan, jarak dan lainnya, bahkan bangsa Akkadia mampu
membuat alat-alat dari bahan tembaga dan merakit kendaran perang.
Pada kenyataannya bangsa Akkadia tidak
pernah mengenal tulisan, karena mereka terbiasa dengan tradisi oral
(percakapan) akan tetapi lambat laun mereka mulai mengerti akan pentingnya
sebuah aksara untuk menulis bahasa mereka yaitu Bahasa Arami.[8]
3. Bangsa Assyiria
Bangsa Assyira adalah bangsa semit yang
hijrah dari semenanjung Arab pada millennium ke-3 SM dan menetap disebuah
tempat yang dikenal dengan (benteng Sharqat atau Asyur) diwilayah timur Laut
Mesopotamia. Pada Masa Akkadia, Assyiria merupakan sektor politik dan kebudayaan
Akkadia, barulah pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan
politik terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties,
Alcahien.
Shalmaneser I adalah orang pertama yang
mendirikan Negara Assyria (1206-1280 SM) putranya, Tukulti-Ninurta I, termasuk salah
satu raja Assyiria yang paling terkemuka terutama ketika memerangi Babylon.
Imperium Assyiria mencapai puncaknya selama pemerintahan Sargon II karena kekuatan militernya tidak tertandingi.
Bangsa Assyiria dikenal sebagai bangsa yang
pandai membuat kendaran, tank, dan berbagai alat pendobrak, selain dari pada
itu gaya arsitektur Assyiria memiliki cirri khas tersendiri dan sangat Indah.
2. BABILONIA
A. Sejarah Babilonia
Term
Babilon dalam bahasa Akkadia disebut “Babilani” artinya “the Gate of God” (Gerbang
Tuhan/Dewa), namun pada kenyataannya Babilon berasal dari bahasa Yunani bentuk
dari istilah yahudi yaitu “Babel”[9] yang sekaligus
menjadi ibukota babilonia. Disebelah utara babilon berbatasan dengan Assyria,
di sebelah Timur ada Elam, bagian Selatan berbatasan dengan Gurun Arab dan di
bagian Tenggara berbatasan dengan Teluk Persia.[10]
Penduduk asli
babilonia berasal dari bangsa Amori yaitu rumpun ras semit yang berimigrasi
dari Jazirah Arab pada millennium ke-3 SM kemudian mereka menetap di wilayah
yang dikenal dengan daerah Mari yang sebelumnya dikuasai oleh bangsa Sumeria
dan Akkadia. Lambat laun bangsa Amori mulai menggerogoti imperium Akkadia dan
berhasil mendirikan sebuah kota yang diberi nama Babylon, sekaligus ibu kota
dari bangsa Amori,Sosok Samuabi sering disebut-sebut sebagi pendiri pertama
Dinasti Amori pada tahun 1830 SM.[11]
Ada
tiga periode dalam masa perkembangan dan peradaban Babylon yaitu :[12]
1. The Old Babylonian
Periode (2000-1595 BC)
2.
Midle Babylonian
Periode (1595-1000 BC)
3.
Neo Babylonian Periode
(1000-539 C)
Dalam
khasanah Islam Babylon disebut juga dengan Nama Baghdad jauh sebelum Islam masuk,
para penulis modern umumnya cenderung mengakui nama itu berasal dari bahasa
Persia yang berarti diberikan oleh Allah (Given By God) atau pemberian Allah
(Gift of God) tetapi ada juga penulis lain yang menyebutnya berasal dari bahasa
Aram, sebuah dokumen dari masa Hammurabi (raja babilonia 1792-1790 SM)
menyebutnya Baghdad. Ini menunjukan Bahwa nama itu sudah digunakan sebelum
Hammurabi, Nama itu tetap digunakan pada Zaman Islam.[13]
2.
Perkembangannya
Kehidupan dan peradaban bangsa Amori yang menjadi
Cikal bangsa Babylon sangatlah berbeda dengan pola peradaban bangsa Mesopotamia
lainnya, bangsa Amori mampu menciptakan sebuah model civil-peradaban baru
hingga mencapai puncaknya pada masa Raja Amori yang terkenal yaitu Hammurabi
(1728-1686).
Pada masa
pemerintahan Hamurabi Babylon sangat dikenal oleh bangsa lain karena kekuatan
ekspansi-militernya, Hamurabi berhasil menghalau orang-orang Elam (Iran) dan
menguasai wilayah pegunungan diarah Utara dan Timur laut Mesopotamia. Tidak
hanya itu Hamurabi terus berupaya memperkuat kekuasaannya dengan cara
beraliansi dengan bangsa-bangsa kuat lainnya, dibidang pemerintahan ia pun
membuat model Undang-undang yang mengatur tata kehidupan masyarakat dan
kerajaan yang dikenal dengan istilah “Codex Hammurabi”. Disisi lain kuil-kuil
tempat penyembahan pun dibangun oleh hamurabi, kesejahteraan para pendeta dan
ahli agama juga turut menjadi perhatiannya.
The Hanging Garden Of
Babilon (Peradaban yang mampu dibuat pada masa Raja Hammurabi)
Sepeninggal
kekuasaan Hamurabi, Babylonia semakin melemah hingga pada akhirnya Bangsa Hitties
yang berasal dari Asia kecil dan utara Syiria menyerang Babylon dan
menaklukannya namun mereka kembali lagi ke Negara asalnya, namun malangnya Babylon mendapat serangan
kedua dari bangsa Khaskhi yang berasal dari pegunungan timur laut Mesopotamia sekitar
tahun 1550 SM dan berhasil dikuasainya.
Setelah
beradab-abad lamanya Babylon mengalami kekalahan dan dikuasai oleh bangsa
Khaskhi, bangsa Assyiria dan Elam, akan tetapi ada saatnya dimana bangsa
Babylon yang berasal dari suku Kaldan bangkit dan memberontak pemerintahan yang
ada, saat itu bangsa Assyiria yang telah berkuasa. Gubernur Babylon
Nabopolassar memanfaatkan kelengahan bangsa Assyiria paska kematian Raja mereka
Ashurbanipal (Asshur-bel-nisheshu) sehingga berhasil merebut Babylon pada tahun
622 SM.
Pemerintahan
Nabopolassar cukup mengesankan dimata Bangsa Babylonia karena berhasil memukul
mundur dan menguasai Bangsa Assyiria dan Syiria berkat upaya aliansinya dengan
bangsa Media, akan tetapi Masa Pemerintahan yang dianggap paling gemilang
adalah periode kekuasaan Nebukadnezar putra dari Nabopolassar.
Dimana
pada masa pemerintahan Nebukadnezar telah terjadi pembangkangan dari Kerajaan
Yehuda yang pada akhirnya Nebukadnezar melakukan penyerangan besar-besaran ke
Yerussalem sekitar tahun 597 SM dan berhasil menawan Raja beserta puluhan ribu
orang Yahudi. Peristiwa ini memang tidak membuat bangsa Yehuda kapok, sepuluh
tahun kemudian mereka kembali membangkang terhadap pemerintahan Nebukadnezar
hingga pada akhirnya Invasi ke-2 Nebukadnezar digalakkan sebagai buktinya ia
berhasil menaklukkan Yerussalem, menghancurkan Haikal Sulaiman dan menahan
40.000 orang Yahudi dua diantaranya adalah Nabi mereka “Yehezkiel” dan
“Daniel”.[14]
Sepeniggal
Nebukadnezar Babylon dipegang oleh Amel Marduk anak dari Nebukadnezar, namun
sayangnya Marduk terlalu lemah dalam memimpin sehingga Babylon jatuh ketangan
Yahudi hingga akhirnya Babylon berhasil ditaklukan oleh Bangsa Persia.
3.
KEPERCAYAAN BANGSA
MESOPOTAMIA/BABILONIA
A. Kerajaan
Sumeria
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Bangsa ini berkuasa sekitar tahun
3500 SM. Mereka berasal dari daerah di sekitar Teluk Persia.Bangsa ini menganut
kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut,
diantaranya, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air).
vDewa-dewa yang disembah
dalam tradisi bangsa Sumeria
Dewa tertinggi dalam
jajaran dewa-dewa Sumeria yang memilki peran dominan di seluruh Sumeria baik
tentang ritual, legenda, ibadah adalah dewa udara, “Enlil”. Dalam literatur
paling kuno Enlil dikenal sebagai “Bapak Moyang Para Dewa”, “Raja Langit dan
Bumi”, serta “Raja Seluruh Bumi”. Para raja dan penguasa percaya bahwa
Enlil-lah yang memberikan mereka kekuasaan dinegrinya.Dialah yang membuat
negara makmur, berkat kekuatan Enlil pula, mereka dapat menguasai seantero
negeri.Enlil juga yang menunjuk dan memberikan tongkat kekuasaan kepada raja
yang menurutnya layak.[15]
Ukiran dari tembikar
yang menggambarkan kumpulan dewa bangsa Sumeria kuno seperti Dewa Enki.Air
tampak mengalir dari bahu dewa Enki.
v
Upacara dan Ritual Keagamaan
Bangsa Sumeria (Mesopotamia) :
Pertama, ritual
yang dimaksudkan untuk memuliakan dan mengagungkan Dewa serta memohon belas
kasih, misalnya mempersembahkan hadiah berupa gandum, minyak binatang ternak
dan lain sebagainya termasuk pula melakukan doa-doa dan upacara-upacara suci,
kendati sebagian besar kebiasaan mereka terbentuk oleh ritual agama tersebut,
terutama pujian-pujian kepada dewa Enlil.
Kedua,
ritual negatif yang dimaksudkan untuk menangkal bahaya dan untuk melawan musuh
misalnya, menulis mantra, menulis jimat, melakukan praktik-praktik magis dan
ilmu sihir yang dilakukan beberapa para normal yang mengkalaim bisa mengusir
roh jahat.
Ketiga,
ritual yang bersifat penangkal yang bertujuan untuk mengetahui berbagai
peristiwa penting seseorang dimasa depan sehingga dia dapat mempersiapkannya.
Ritual ini dilakukan dengan berbagai cara berikut ini dua diantaranya yaitu
melalui anatomi hati binatang dan memantau pergerakan planet dan bintang.
Bangsa Sumeria mempercayai bahwa nasib manusia ditandai dengan tanda khusus
pada hati binatang.Pada saat bangsa Sumeria mempersembahkan korbannya kepada
dewa di kuil maka peramal mengambil hati binatang tersebut lalu memeriksanya
secara cermat, baik komposisi, bentuk, struktur, maupun kondisinya guna
mendapatkan hasil berupa nasib yang telah digariskan takdir pada seseorang.
Sementara pemantauan
terhadap planet dan bintang didasarkan pada keyakinan bahwa nasib manusia
berkaitan dengan planet dan bintang tersebut.Prediksi nasib juga dapat
dilakukan dengan memantau benda-benda angkasa dan pergerakannya.Pentingnya
pengetahuan mengenai perbintangan membuat bangsa Sumeria melakukan pemantauan
secara akurat dan meningkatkan pengetahuan mereka tentang semesta dan segala
hal yang berkaitan dengannya.
v
Kuil/ Tempat peribatan
bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria
melakukan ritual penyembahan di Zagora/ Ziggurat yaitu kuil yang dibangun
diatas bukit buatan dipusat kota berbentuk menara megah yang terdiri dari
beberapa tingkat yang bagian luarnya dikelilingi jalan setapak menanjak dan
melingkar hingga sampai kealtar yang berada paling atas. Sementara disisi kuil
terdapat rumah dewa yang didalamnya hanya diisi patung-patung dewa, rumah-rumah
paranormal dan para pekerja kuil, serta pusat perdagangan yang memamerkan
kemegahan dan kemajuan kuil.Bangsa Sumeria membangun kuil-kuil yang megah dan
indah di kota-kota mereka agar dewa menyukai mereka.Kuil-kuil tersebut mereka
bangun sangat tinggi karena mereka percaya, semakin tinggi kuil semakin dekat
mereka dengan dewa.Tinggi kuil-kuil tersebut mencapai 88 meter.
Ziggurat merupakan kuil
yang dibangun dengan menara yang disusun berbata-bata dengan tujuan untuk
menghubungkan Bumi dan Surga.Tujuan dari pembangunan Ziggurat adalah pusat
belajar dan kegiatan agama.
Salah satu kepercayaan
agama Sumeria adalah bahwa kehidupan dibumi adalah kehidupan hakiki, tidak ada
kebahagiaan dan kesenangan setelah dibumi.Sementara kehidupan kedua mirip
dengan kematian sekalipun bukan kematian yang sebenarnya, kehidupan tersebut adalah
tempat kembali setiap manusia, tidak ada perbedaan antara yang baik dengan yang
jahat siapapun tidak dapat mengelak hal itu, kecuali Dewa.Akibat kepercayaan
inilah bangsa Sumeria enggan membangun tempat keramat yang mewah seperti raja
firaun, mereka justru menguburkan orang mati dikuburan sederhana yang digali
dibawah kamar rumah mereka atau dipemakaman umum dikota.
B. Kerajaan
Akkad (2300 SM)
Bangsa Akkad termasuk
rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang pasir. Mereka bergerak dari
daerah yang terletak di sebelah utara daerah Mesopotamia.Di bawah pimpinan
Sargon, pasukan bangsa Akkad semakin bertambah kuat dan melakukan serangan
serta berhasil menduduki daerah Mesopotamia dengan mengalahkan Kerajaan
Sumeria.
Dengan kemenangan
tersebut bangsa Akkad tidak lagi menjadi bangsa pengembara.Mereka mulai hidup
menetap di daerah Mesopotamia.Walaupun bangsa Akkad berhasil memenangkan perang
tersebut, tetapi mereka mengambil dan meniru kebudayaan bangsa Sumeria.Bahkan
mereka berintegrasi dengan penduduk yang ditaklukkannya.
Penyembahan Dewa Matahari bangsa Akkadia dalam kuil
spar
Bangsa Akkad memuja
banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang kepahlawanan,
seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh. Bangsa akkad juga menganut
kepercayaan yang sebelumnya dianut oleh bangsa Sumeria. Meski demikian terdapat pula nama-nama dewa baru yang masyhur dikalangan masyarakat Akkadia seperti
Najrusu dan Ishtar (Dewi venus). Orang-orang Akkadia
juga menyembah api. Mereka menganggapnya sebagai sumber utama kehidupan dan
kebaikan, keadaan (penyembahan api) ini terus berlangsung, bahkan hingga masa
peraadaban Amori.
C. Kerajaan
Amori (1850 SM)
Kota Babylonia dibangun
oleh bangsa Amori di bawah pimpinan Sumuabum.Letak Kota Babylonia dekat dengan
Kota Kish.Bangsa Amori tampil sebagai penguasa baru di Mesopotamia. Raja yang
terkenal dari Kerajaan Babylonia (Lama) ini adalah Hammurabi (1850 SM).Raja
Hammurabi terkenal dengan hukumnya, yaitu Hukum Hammurabi.
Hampir setiap negara
dan kota mempunyai dewa-dewa sendiri. Sungguhpun demikian ada tiga dewa yang
penting yaitu Anu (Uruk) Dewa
langit, Ea (Eridu) Dewa air, dan Enlil (Nippur) Dewa bumi. Dari
ketiga dewa itu Enlil yang paling berkuasa.Akan tetapi sejak bangsa
Amori berkuasa, maka dewa bangsa Amori yaitu Marduk menjadi dewa yang
paling berkuasa. Marduk adalah nama lain dari Shamash (Dewa
matahari).
Dewa Amon Ra Marduk
(Namanya diadopsi oleh keturunan Nebukadnezar yaitu Amel Marduk)
Kedudukan Marduk pun semakin penting. Orang Amoria percaya
bahwa Marduk adalah dewa yang bijaksana.ia akan melindungi orang baik
dan mnghukum orang jahat. Marduk tidak saja menjadi dewa Babilonia, tetapi
menjadi dewa yang paling berkuasa untuk seluruh mesopotamia. Marduk menjadi
dewa utama bangsa-bangsa kassit, Asiria, khaldea, bahkan kemudian juga diakui
oleh bangsa persia dan Masedonia (semasa iskandar agung).[16]
Bangsa Amori
menjalankan kepercayaan mereka sebagaimana bangsa Sumeria. Mereka menyembah
dewa-dewa Sumeria dan menjalankan ritual-ritual keagamaan Sumeria, masyarakat
Amori juga membangun kuil-kuil menyerupai Ziggurat yang sebelumnya banyak
didirikan dikota-kota Sumeria.
Sementara penyembahan
terhadap Dewa Adad, yaitu Dewa Badai, Petir dan Hujan banyak tersebar disemua
wilayah Asia kecil, lembah Mesopotamia, Syria dan Palestina. Dalam perjanjian
lama dewa tersebut bernama Ramon bahkan Yahweh sendiri pada mulanya adalah nama
untuk Dewa Badai dalam tradisi Ibrani awal. Yahweh bersama-sama dengan Adad
bersekutu dalam beberapa sifat.Sementara itu Dewi Ishtar tercatat sebagai Dewi
bangsa Semit yang paling terkenal.Ishtar banyak disebutkan dalam mitologi.Dia
tidak punya tandingan lainnya sepanjang generasi.Ishtar adalah Dewi Cinta, Kecantikan
dan Kebaikan, sekaligus sebagai Dewi Perang.Sejatinya menurut kepercayaan
Sumeria, Dewi Ishtar adalah pewaris dari Dewi Inanna.Orang-orang Amori juga
menyebut Ishtar sebagai Dewi Venus, bintang yang bersinar terang dikala pagi
sebelum matahari terbit.
D. Kerajaan
Assyria (Assur)
Rasa keagamaan bangsa
Assyria tidak mengakar kuat dalam diri mereka. Karenanya bangsa Assyria
mengadopsi ibadah, ritual dan dewa-dewa bangsa tetangga, seperti Sumeria,
Akkadia, Babilonia dan Arami. Namun diantara semua bangsa tersebut, mereka
unggul dibidang pembangunan dibidang kuil dan menara-menara menjulang tinggi. Selain
itu mereka tetap menyembah dewa mereka yaitu Ashur yang dilambangkan
dengan bulatan matahari bersayap. Lambang tersebut awalnya merupakan simbol
asli bangsa mesir tetapi kemudian diadopsi oleh bangsa Hittites lalu diambil
bangsa Assyria.
Menurut mereka Dewa
Ashur serupa dengan Dewa Marduk dan Dewa Enlil bangsa Sumeria. Dewa Marduk
menggantikan posisi kedua dewa tadi sehingga menjadi dewa utama dan dewa bangsa
negeri itu. Dimata bangsa Assyria Marduk adalah dewa yang ikut bersama-sama
raja mereka dalam pertempuran sengit melawan musuh-musuh negara.Ia memanah para
musuh dan membuat mereka luluh lantak sehingga menciptakan kemenangan bagi
bangsa Assyria. Pada saat itu menurut orang Babilonia Dewa Astarte adalah Dewi
Cinta, Kesuburan dan Keindahan.Sementara Dewa Napo adalah penulis para dewa,
sedangkan Dewa Adad adalah Dewa Badai, Guntur dan Hujan.
Sementara itu ritual
bangsa Assyria hanya dilakukan oleh para pendeta yang memiliki ilmu sihir dan
ilmu nujum (astrologi). Untuk itu mereka mendirikan berbagai kuil untuk para
pendeta yang bisa menjaga gaya tradisional di Mesopotamia.
2.
Sistem kepercayaan/
ajaran yang diyakini bangsa Mesopotamia/Babilonia:
Sejak masa Sumeria
tidak pernah diriwatkan adanya iman terhadap alam lain atau terhadap hari
perhitungan dan pembalasan. Mereka hanya meyakini jika ada seseorang yang lalai
atau lupa untuk mengadakan doa-doa serta korban-korban, maka dewa-dewa akan
membalas dosanya itu dengan suatu penyakit yang menimpanya dan yang tidak dapat
disembuhkan daripadanya kecuali ia melakukan penebusan dan bertaubat yang
dilakukan dikuil dan dipimpin oleh pendeta. Mereka mempercayai hukuman lain
akibat lalai dalam mengadakan doa-doa dan korban yaitu akan mengalami kerugian
berupa harta atau anak-anak atau keluarga dari orang-orang kesayangannya.
Setiap bencana dari bencana-bencana tersebut
menjadi peringatan terhadap adanya dosa yang telah diperbuat atau
terhadap kewajiban yang dilupakan, sehingga mendorong mereka untuk
mengingat-ingat dan meminta ampunan kepada dewa.
Terkadang bencana yang
datang yang disebabkan karena dosa seseorang tidak dirasakan hanya kepada satu
orang saja tetapi semua orang ikut terkena imbasnya, maka merata pula
siksaannya, seperti ketika dewa-dewa mengirim badai yang sangat besar ke Bumi
atau penyakit yang menyerang orang-orang yang tidak bersalah karena dosa-dosa
orang yang bersalah. Akan tetapi dosa-dosa tersebut memperingatkan manusia
sebelum datangnya hukuman dan mengilhamkan para pendeta semata-mata untuk
menafsirkan peringatan tersebut.
v Kepercayan
tentang dewa-dewa:
Secara umum dapat
dikatakan bahwasannya Mesopotamia/ Babilonia adalah penyembah dewa-dewa (politeisme). Selain itu
masyarakat Babilonia mempercayai dewa-dewa dalam cerita peperangan. Peperangan
yang diriwayatkan dari dewa-dewa yang terdahulu adalah pahalawan-pahlawan
perang dari nenek moyang yang muncul dengan sifat-sifat dewa sesudah
sifat-sifat kemanusiaan mereka hilang dari fikiran kemudian tingkah laku mereka
dipengaruhi dengan gejala-gejala alam tertinggi dan oleh karena itu ia
menghubungkannya dengan benda-benda angkasa dan benda-benda angkasa ini membawa
nama-nama mereka yang sampai sekarang sebagian nama-nama itu masih dibawanya.
Seperti “Marduk” yaitu dewa perang adalah planet “Mars” dimana ia
telah mengalahkan “Tiamat” yaitu dewi gua-gua yang gelap.[17]
Orang-orang semit dan
orang-orang sumeria sama pendiriannya tentang dewa-dewa besar seperti dewa
cahaya yang orang-orang semit dinamai “matahari”, sedang orang Sumeria
menamakannya “Anu”, atau tentang bintang Zuhara (Venus), dewi cinta yang
orang-orang semit menyebutnya “Ashtar”
dan oleh orang-orang Sumeria disebut “Enanna” akan tetapi dewa-dewa Babilonia
lebih banyak jumlahnya sehingga tidak bisa jika hanya disusun oleh kesamaan
antara dua kaum yang berbeda saja, karena orang-orang Babilonia menaikkan
bilangannya menjadi empat ribu dan menggabungkannya pula dengan lawan dewa-dewa
tersebut.[18]
Orang-orang Babilonia
mempercayai cerita peperangan tentang dewa-dewa tersebut terjadi sebelum
diciptakannya dunia, seolah-olah mereka merupakan makhluk (dewa-dewa) yang
tidak membutuhkan zat pencipta.Cerita ini diriwayatkan oleh Tiamat atau Dewa
kegelapan. Akan tetapi dari cerita-cerita
ini sulit difahami bahwa “Tiamat” menciptakan dewa-dewa dengan
kekuasaannya, karena menurut mereka ia adalah dewa kekacauan dan kebutaan.
Mereka mempercayai bahwa dewa-dewa berkeliaran digua-guanya seperti
berkeliarannya hantu-hantu ditempat-tempat gelap.Mereka menggambarkan dewa
tersebut dalam salah satu ceritanya seperti menggambarkan manusia pertama
dimana separuhnya ikan dan separuhnya lagi manusia.
v
Kehidupan setelah
kematian:
Mereka tidak percaya
adanya kehidupan setelah kematian, perhitungan akhir, hukuman dan
pahala.Karenanya perilaku hidup mereka tidak terpengaruh dengan kepercayaan
tersebut.Begitu juga nilai-nilai moral serta hubungan sosial diantara mereka,
tidak berkembang berdasarkan kepercayaan tadi.Mereka mengubur orang yang telah
meninggal dibawah rumah atau dibawah lantai rumah.Dalam hal ini mereka
mengikuti bangsa Sumeria. Pada masyarakat bangsa
Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia setelah mati akan hilang. Hal ini
dijelaskan dalam cerita Gilgamesh.Cerita itu pada hakikatnya mempunyai
kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada.
v
Kisah diciptakannya
Bumi dan kubah angkasa
Anum (An), dewa langit
telah mengalami kekalahan ketika berhadapan dengan tentara Tiamat dan baru
menang sesudah seorang pahlawan kanak-kanak muncul dari air yaitu Marduk Dewa
tentara dan penguasa peperangan.Kemudian Marduk menuju kepada Tiamat untuk
dipotong menjadi dua bagian.dari separuhnya dibuatlah Bumi dan dari separuhnya
yang lain dibuatlah kubah angkasa. Kemudian tawanan-tawanannya diikat dalam
kubah tersebut, dimana mereka tidak bisa meninggalkannya kecuali dengan
seizinnya. Dan ia mengangkat dewa-dewa yang disukainya kelangit.[19]
[1]www.mesopotamia.co.uk, The British Museum(Di unduh tanggal 10 Maret 2013)
[2]
Alfred Warren Matthews, “World Religions” Third Edition (Canada:
Wadshworth Publishing Company, 1999), h. 255
[3] John
B. Noss, Mans Religions (New York: The Macmilan Company, 1949), h. 52
[4]www.mesopotamia.co.uk, The British Museum (Di unduh tanggal 10 Maret 2013)
[5]Tulisan
Paku merupakan model penulisan paling kuno didunia yang pernah dibuat oleh
peradaban bangsa Iraq, para ahli sepakat menamakannya “tulisan bergamabar”(Piktografi)
lihat Timeline Mesopotamia.
[6]Sami
bin Abdullah, “atlas agama-agama” (Jakarta: Almahira, 2010), h. 373
[7] Sami
h. 384
No comments:
Post a Comment