- Sejarah dan Perkembangan
Mesir
kuno adalah peradaban yang tumbuh subur dari hulu sungai Nil sampai wilayah
deltanya di laut Laut Tengah. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia,
sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi pegunungan Kilimanjari di
Afrika Timur. Peradaban Mesir kuno bertahan lebih dari 3000 tahun sehingga
peradaban Mesir kuno disebut sebagai peradaban kuno terlama di dunia, sekitar
3300 SM sampai 30 SM.
Masyarakat Mesir
kuno terbagi atas golongan-golongan, yaitu;
Kekuasaan
tertinggi di miliki oleh firaun atau raja-raja Mesir. Mesir juga memiliki
peradaban yang cuku panjang time line membaginya menjadi dua bagian, yaitu
Mesir Bawah (Lower Egypt) dan Mesir Atas (Upper Egypt). Berikut ini
periode-periodenya :
A. Periode Dinasti Awal
Periode dinasti awal adalah puncak evolusi berlangsung budaya, agama dan politik. Sebenarnya sulit untuk menentukan awalnya tapi dalam tradisi Mesir kuno, raja pertama mereka adalah Menes. Dia jugalah yang menyatukan antara Mesir Bawah dan Mesir Atas.
B. Periode Kerajaan Tua
Kerajaan ini lahir setelah Mesir disatukan oleh Menes. Kerajaan tuan ini juga disebut zaman piramida karena pada masa ini dibangun piramida-piramida yang terkenal seperti piramida Saqqarah dari firaun Joser, dan lain-lain.
C. Periode Peralihan Pertama
Masa peralihan ini yakni pada kira-kira tahun 2134-2040 SM kekuasaan para firaun mengalami penurunan. Runtuhnya kerajaan Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahaannya mengalami kekacauan. Banyak serang dari Asia kecil. Sehingga akhirnya terjadi perpecahan lagi antara Mesir Bawah dan Mesir Atas.
D.
Periode
Kerajaan Tengah
Pada masa ini Sesotoris III berhasil mnyatukan kembali Mesir yang terpecah belah. Selain itu dia juga membangun Mesir kembali seperti membuka tanah pertanian, membangun proyek irigasi, pembuatan waduk, dan lain-lain.
E. Periode Peralihan Kedua
Masa ini terjadi pada kira-kira tahun 1640-1532 SM, pada masa ini kekuasaan dialihkan kebeberapa raja lokal. Dan Mesir dijajah oleh orang Hyksos dari Timur Tengah. Pada akhir periode ini, Hyksos dikalahkan dan diusir oleh firaun Thebes. Sekali lagi Mesir menyatu.
F. Periode Kerajaan Baru
1532 SM kerajaan baru dimulai ketika raja pertama dinasti ke-18, Ahmosis I, menyelesaikan pengusiran Hyksos dari Mesir, yang telah dimulai oleh saudaranya Kamose. Pada masa ini juga orang Mesir mulain menggunakan istialh firaun. Firaun menempati kekuasaannya secara mutlak. Ia juga dianggap sebagai Dewa, segala segi kehidupan di Mesir diatur oleh firaun.
G. Periode Peralihan Ketiga
Selama hampir tiga abad Mesir lumpuh tidak berdaya menghadapi serbuan-serbuan dari Asia, pada tahun 800 SM, mesir terpaksa harus membayar upeti kepada raja-raja Assyiria. Selanjutnya, pada abad ke-6 SM, Mesir ditaklukan oleh Persia.
H.
Periode
Akhir
Kekuatan Mesir tidak disegani lagi oleh bangsa-bangsa lain. Bahkan Mesir berhasil dijajah dan dikuasai oleh beberapa bangsa; Nubiah, Assyria, Persia, dan Yunani (Macedonia). Tahun 332 SM, raja Macedonia. Alexander Agung menaklukan Mesir dan memasukkannya dalam kerjaan Hellenistiknya. Ketika Alexander meninggal tahun 332 SM, temannya Jendral Ptolemeus menjadi gubernur Mesir. Pada tahun 305 SM, ia menjadi raja Mesir, dengan begitu didirikan dinasti firaun Ptolemeus. Para penguasa Hellenistik memegang kekuasaan di Mesir selama hampir 300 tahun. Pada masa terakhir pemerintahan dinasti Ptolemeus, Mesir diperintah oleh seorang firaun perempuan, Cleopatra VII.
Masyarakat Mesir
mengenal tulisa yang disebut Hieroglyph berbentuk gamabar. Tulisan ini
ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papyrus. Huruf
Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan
benda-benda.
Atsitektur
Merupakan peninggalan Mesir yang terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan. Piramida yang terkenal arsitekturnya adalah Imhotep.
System
kalender
Masyarakat Mesir
membuat kalender bulan berdasarkan siklus peredaran bulan selam 29,5 hari.
Karena dianggap kurang tetap kemudian menetapkan kalender berdasarkan
kemunculan bintang anjing yang muncul setiap tahun.
2.
Ajaran
dan Praktek keagamaan
Translation:
An offering which the King gives to Aset, Bast, Nuit... so that he may give a voice offering in incense, oil, everything good and pure on which a Goddess lives for the Ka of the revered one key.
The second from last phrase is in modern Egyptian Arabic: I am an Egyptian at heart.
And then Senebty (AE): May you be healthy!
Translation:
An offering which the King gives to Aset, Bast, Nuit... so that he may give a voice offering in incense, oil, everything good and pure on which a Goddess lives for the Ka of the revered one key.
The second from last phrase is in modern Egyptian Arabic: I am an Egyptian at heart.
And then Senebty (AE): May you be healthy!
a)
Dewa
dalam bangsa Mesir Kuno
Ketika Mesir terdiri dri 42 wilayah sebelum disatukan. Setiap wilayah itu memiliki dewa khusus yang disembah. Mereka mendirikan beberapa kuli dan membuat patung para dewa. Pada hari-hari besar, mereka berkerumun mengitari patung-patung itu. Ada daerah yang menyembah elang sebagai symbol kekkuasaan, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah dewa-dewa yang terkenal di Mesir antra lain sebagai berikut:
b.
Dewa
Nut (dewa langit)
c.
Dewa
Geb (dewa bumi)
d.
Dewa
Su (dewa hawa)
e.
Dewa
Tefnit (dewa udara panas)
f.
Dewa
Oziris (dewa sungai nil)
g.
Dewa
Isis (dewa kesuburan)
h.
Dewa
Sit (dewa padang pasir)
i.
Dewa
Nefus (dewa kekeringan)
Adapun ibadat yang paling tetap, paling menyeluruh, paling kuat dan lebih tahan lama ialah pemujaan terhadap orang-orang mati dan nenek moyang tanpa diragukan lagi.
b) Kepercayaan terhadap kebangkitan dan keabadian
Orang
Mesir kuno percaya akan adanya kebangkita kembali setelah kematian. Ketika
kematian menjemput arwah seseorang akan naik ke langit berbentuk seperti
burung. Jika jasadnya utuh maka arwahnya akan kembali kepadanya. Oleh karena
itu orang Mesir memuimikan jenazah seseorang. Demi menjaga keutuhannya. Ini juga yang mendorong pembuatan piramida.
c) Penghitungan setelah mati
Pengadilan setelah kematian ada dalam naskah Papyrus yang berasal dari Thebes. Disitu disebutkan dewa Anobis menimbang jantung orang yang meninggal dengan timbangan keadilan. Sementara Osiris sebagai dewa keamtian berada disebelah kanan Anobis mengikuti persidangan. Jadi arwah yang sudah mati akan mendapat persidangan selama masa dia hidup.
d)
Monotheisme
Kepercayaan keagamaan hasil ajaran firaun Achnaton sesensi ajaranya merupakan kekuatan reaksi terhadap kepercayaan lamanya yaitu pemujaan terhadap banyak dewa. Firaun Achnaton memaksakan kepada rakyatnya untuk mengikuti ajaran monotheisme yaitu hanya percaya pada satu dewa saja yaitu dewa Aton/ dewa matahari. Monotehisme disini bukan monotehisme yang kita tahu sekarang yakni percaya pada satu Tuhan melainkan pada satu dewa. Setelah datangnya Musa barulah pengertian monotheisme di luruskan. Musa mengajarkan monotehisme yakni hanya percaya pada satu Tuhan saja.
e)
Hewan
yang dianggap suci
Selain percaya terhadap banyak dewa orang Mesir kuno juga percaya pada binatang yang dianggap suci. Binatang yang dianggap suci adalah kucing, anjing, buaya, dan lain sebagainya. Dan itu disebut totemisme, yang merupakan jenis binatang suci dari para dewa. Pembatasan-pembatasan moral yang dalam, dilarang membunuh, serta menyakiti orang lain adalah berasal dari faham totemisme ini. Jadi jika bangsa Mesir memuja binatang baik secara simbolik maupun langsung, maka hal itu disbabkan watak dan jalan pikirannya perpengaruh oleh kesederhanaan dalam memahami gejala alam sekitar.