Thursday, June 6, 2013

Aborigin



    A.  Asal kata Aborigin
Kata aborigin dalam bahasa Inggris mempunyai arti "penduduk asli/penduduk pribumi", dan mulai digunakan sejak abad ke-17 untuk mengacu kepada penduduk asli Australia saat itu. Sebutan ini diambil dari bahasa latin ab origine, yang berarti "dari awal" dan diperuntukan bagi penduduk yang sejak semula tinggal di suatu daerah atau pulau.[1]

   B.  Sejarah Aborigin
Bangsa Aborigin adalah penduduk asli/awal benua Australia dan kepulauan disekitarnya, termasuk juga mencakup Tasmania dan kepulauan selat Torres. Bentuk fisik orang Aborigin mirip orang Papua, karena memang keturunan orang Papua yang menjelajah ke benua Australia, sikitar 40.000 tahun lalu. dalam perkembangannya, bentuk fisik mereka saat ini rata-rata lebih kecil dan lebih pendek dari orang Papua. rambut mereka juga keriting, namun sebagian warnanya sudah kemerah-merahan atau cokelat pucat, sedangkan warna kulit mereka gelap.[2]

   C.  Kebudayaan Aborigin
Pada mulanya, mereka hidup dari berburu dan mencari ikan. Mereka berburu binatang liar seperti kanguru, dengan tombak, panah, dan bumerang (senjata khas orang Aborigin). Di daerah yang beriklim dingin, kulit kanguru ini digunakan sebagai bahan pakaian. Ilmu bercocok tanam dan beternak belum dikenal, karenanya kelompok anak suku aborigin tidak pernah berkelana jauh dari sumber-sumber air atau sungai.
Mereka juga tidak pernah tinggal lama di suatu daerah. Rumahnya amat sederhana, terbuat dari susunan ranting pohon dan dedaunan. dalam masyarakat kesukuannya, mereka dipimpin oleh kepala suku yang biasanya juga merangkap sebagai dukun suku itu. Kepala suku juga memimpin upacara keagamaan dan perkawinan. Agama orang aborigin masih tradisional, mereka percaya terhadap adanya Roh Agung yang menciptakan alam semesta dan isinya. Mereka percaya bahwa Roh Agung terkadang memberikan petunjuk dan bimbingan melalui mimpi.

    D.Aborigin Tasmania
Aborigin Tasmania (pengucapan bahasa Inggris: [æbɵˈrɪdʒɨniːz], nama Aborigin: Palawa) adalah penduduk asli negara bagian Tasmania, Australia. Perkiraan populasi Aborigin Tasmania pada era kolonisasi Britania tahun 1803 bervariasi antara 2000 hingga 8000, dengan rata-rata perkiraan 4000 hingga 5000 yang diterima secara luas. Pada pertengahan hingga akhir tahun 1830-an, jumlah mereka berkurang menjadi beberapa ratus.[3]
Beberapa sejarawan menyatakan bahwa penyebab utama berkurangnya populasi Aborigin Tasmania adalah konflik antara penetap dan Aborigin. Beberapa sejarawan lain menyatakan bahwa Aborigin Tasmania telah digenosida. Sejarawan lainnya menyatakan bahwa penyebab utama kehancuran Aborigin Tasmania adalah penyakit yang dibawa pendatang, dengan kekerasan sebagai penyebab kedua.
Atas usaha George Augustus Robinson, pada tahun 1833 sekitar 220 Aborigin Tasmania dipindah dengan jaminan mereka akan dilindungi. Mereka dipindah ke Pulau Flinders, dimana penyakit yang dibawa pendatang terus mengurangi jumlah mereka. Pada tahun 1847, 47 Aborigin Australia di Flinders terakhir dipindah ke Oyster Cove, selatan Hobart. Salah satu dari Palawa terakhir, perempuan yang bernama Trugernanner, meninggal pada tahun 1876.[4]
Semua bahasa asli Tasmania telah hilang. Kini terdapat usaha merekonstruksi bahasa dari catatan yang ada. Beberapa ribu orang yang tinggal di Tasmania dan tempat lain memiliki keturunan Palawa, karena beberapa perempuan Palawa diculik dan diperdagangkan. Mereka yang memiliki keturunan Palawa tidak memiliki kebudayaan Palawa tradisional.



[2] Ensiklopedi Nasional Indonesia, Penerbit PT Delta Pamungkas, 2004
[4] William Dalrymple (October 14, 2007). "A lesson in humility for the smug West". The Sunday Times. Diakses 2008-03-14

No comments:

Post a Comment